Terbukti Programmer Otodidak Lebih Cepat Sukses Daripada Kuliah Dulu !

Terbukti Programmer Otodidak Lebih Cepat Sukses Daripada Kuliah Dulu !

Memang terbukti, banyak sekali programmer yang belum kuliah atau tidak kuliah justru mendahului sukses dibanding kita yang kuliah. Mengapa hal ini bisa terjadi ? Menurut komputer67, ada 2 hal yang menyebabkan programmer otodidak jauh lebih cerdas dan lebih cepat sukses daripada programmer hasil dari kuliah.

1. Fokus yang berbeda !

Yakin mau kuliah ?

Programmer otodidak jelas fokus kepada tujuan produk mereka. Seperti manfaat produk mereka yang bisa dirasakan oleh masyarakat. Programmer otodidak tentunya tidak terlalu mendalami hingga benar-benar dalam mengenai bahasa pemrograman, namun mereka hanya ingin membuat sesuatu yang bisa berguna bagi orang banyak.

Berbeda dengan programmer yang kuliah, tentu mereka fokus ke pelajaran yang mereka dapat. Mereka tentu belum memikirkan apa yang bisa mereka buat dari ilimu yang mereka pelajari. Mahasiswa IT rata-rata hanya berfokus pada nilai saja.

Contoh kecil, di dalam kuliah kita pasti mempelajari dasar-dasar pemrograman seperti percabangan if, for, dll. Apabila kita kuliah, kita akan belajar bagaimana cara menggunakan if, for, else if, dll. Serta kita juga belajar memecahkan masalah yang diberikan dosen kepada kita dengan pelajaran yang kita dapat. Betul ?
Nah bedanya kalo programmer otodidak, setelah mereka belajar if, for, else if tadi, mereka lebih suka membuat sebuah program yang menggunakan struktur dasar tadi. Contoh, para programmer otodidak yang sedang belajar mungkin akan mencoba untuk membuat game kecil hanya dengan if, for, else if. Dan tentunya saat pembuatan game itu, mereka sangat menikmatinya dan apabila berhasil itu adalah sebuah kesenangan sendiri yang mereka dapatkan !

Coba kalo kuliah, kita hanya senang jika kita bisa mengerjakan tugas BUKAN membuat program yang hebat !

2. Masalah waktu

Deadline tugas yang menyita banyak waktu

Ya ini memang saya rasakan sendiri sebagai mahasiswa TI. Masalah waktu ini memang tidak bisa dipungkiri. Programmer otodidak memiliki waktu yang jauh lebih banyak daripada mahasiswa TI. Karena alasan yang paling tepat adalah banyaknya tugas yang diberikan saat kuliah.

Sehingga karena banyaknya tugas, maka kita hanya akan terpacu pada menyelesaikan tugas saja tanpa mengembangkan lebih jauh ilmu yang kita dapat.

Berbeda halnya dengan programmer otodidak, mereka memiliki waktu luang untuk mengembangkan programnya itu jauh lebih banyak. Mereka tidak mendapat tugas dari siapapun. Mereka hanya fokus ke manfaat dari programnya. Sehingga itulah yang membuat programmer otodidak lebih sukses !

Bukti, 3 Programmer Muda Ini Sukses Tanpa Menjalani Kuliah !

1. Muhammad Hamza Shahzad

Muhammad Hamza Shahzad

Anak kecil ini dijuluki programmer yang paling muda. Karena usianya masih 7 tahun dimana dia sudah mendapatkan lisensi yang resmi untuk memperoleh pekerjaan pada salah satu perusahaan IT yang ternama. Dia sudah bisa membuat berbagai program, web, dan aplikasi lainnya.

2. Anvitha Vijay

Anvitha Vijay

Ini lebih hebat lagi, anak yang berumur  9 tahun ini sudah bisa membuat aplikasi di app store yaitu 'Smartkins Animals' . Aplikasi ini bertujuan untuk mengenal nama-nama hewan bedasarkan suaranya. Tak cuman itu, anak kecil ini juga menciptakan aplikasi bernama 'Smartkins Rainbow Colours' dimana, aplikasi ini berguna untuk membantu anak kecil dalam mengenali warna-warna.
Disinilah yang saya maksud, programmer otodidak fokus kepada fungsi produk yang dibuatnya. Dalam hal ini, Anvitha Vijay fokus ke edukasi anak-anak dalam mengenali warna dan binatang.

Mungkin bisa dibilang mahasiswa TI saja juga bisa membuat program seperti ini. Karena sangat mudah dan ilmu mereka sudah sangat tinggi. Namun pertanyaanya, apakah mereka pernah kepikiran untuk melakukan hal itu ? Yang dinilai orang bukan ilmunya tapi manfaat produk yang dibuatnya.

3. Steven Gonzales

Steven Gonzales

Ada yang sudah tau Steven Gonzales ini ? Ok, kalo belum tau, Steven adalah seorang yang membuat aplikasi yang bernama 'The Survivor Games' dimana aplikasi ini berguna untuk menjaring orang-orang yang terkena kanker pada usia remaja. Ide tersebut didapat olehnya saat dia terkena penyakit leukimia pada umur 12 tahun. Namun untungnya, dia selamat dari penyakit tersebut. Saat dia sudah sembuh, barulah dia kepikiran untuk membuat berbagai aplikasi untuk komunitas pasien kanker.

KESIMPULAN

Namun dalam artikel ini bukan berarti saya menyalahkan Anda saat kuliah TI. Karena tidak ada salahnya Anda kuliah, karena saat kuliah, Anda benar-benar dibimbing oleh dosen yang jauh lebih cerdas daripada Anda. Tapi 1 hal yang menjadi kesalahan saat Anda hanya fokus pada ilmu, tugas, dan materi saja, bukan pada implementasi dari ilmu itu sendiri.

Semoga bermanfaat :D